Pages

Jumat, 12 Oktober 2012

BINTANG TEMARAM




Ketakutan ini tak bertuan, seakan menjadi sel yang semakin hari semakin bertambah banyak. Bertambah menjadi ribuan bahkan. Bintang tak lagi bersinar, ia masih temaram dan akan terus demikian. Namun, kini tak lagi-lagi. Karna bintang telah menemukan sinarnya. Sinar yang sempat hilang. Dan itu Bulan.

Bulan menyadarkan bahwa hidup harus terus berjalan.  “ Ayo, kenali diri. Kamu bintang. Berkat kamu, langit itu berbalut keindahan. Jangan lagi kehilangan sinar”, kata Bulan.

Bintang dan bulan tak pernah tahu mengapa mereka dipertemukan dalam situasi yang demikian. Perkenalan singkat yang tak terbayangkan. Bintang sadar, ada beda yang ia rasakan sejak kali pertama bertemu Bulan. Ahh, Bintang mulai jatuh hati. Bintang kesal, bagaimana bisa ia jatuh hati pada seseorang yang tidak ia mengerti. Bulan pun tak ubahnya demikian.

Tapi sadar, bukankah ini sudah digaris oleh Tuhan? Semua bukan serba kebetulan.

Perjalanan pun dimulai. Kami mencoba menanggalkan segala ketakutan. Kami bersama.
Tawa, tangis, bahagia, amarah, canda, sudah terpacking dalam sepaket raga. Sepaket dalam Bintang, sepaket dalam Bulan. Kami terima.

“Aku suka caramu mencampuradukkan luka, cemburu, kesal, dan semua yang semacam menjadi segumpal rindu yang mengkristal dalam kalbu”, ujar Bintang.
“Aku menikmati semuanya Bulan, perih memang, tapi sensasinya luar biasa”, tambahnya.

“Kamu Bintang, senyummu menyejukkan. Mampu mengubah luka menjadi tawa bahagia. Aku suka. Tapi bukankah aku masih berperang dengan idealismeku sendiri? Terlalu dini hatiku kau curi”, jawab Bulan.

Kami terombang-ambing dalam ketidakmengertian. Kami hanya merasa berkawan dengan hati dan pikiran masing-masing sekian lama. Hanya berkutat pada ego yang sama.

Tapi……………………
perlahan, kebersamaan yang berlalu tanpa dilogika, berubah menjadi CINTA.

Cinta yang konon katanya, dapat mengubah batu menjadi intan. Mengubah gelap menjadi terang. Mengubah Bintang temaram menjadi Bintang bersinar. Dan itu benar.

Perlahan, banyak hal mulai berdatangan memunculkan keraguan dan tanda tanya besar. Bintang tak ubahnya seperti kapal yang berkali-kali karam terhempas ombak. Namun ombak itu pula yang membuatnya kembali ke pelabuhan. CINTA, berkali-kali menjadi alasan utama. Logika bahkan tak mampu menjangkaunya.

Pergumulan batin yang sempat tak karuan. Pergulatan ego yang tak berperasaan. Kekuatan rindu yang menyakitkan. Ketakutan-ketakutan yang sempat meluluhlantakkan. Ketakmampuan logika menerjemahkan.  Pada akhirnya membawa kami dalam kesatuan logis nan masuk akal, PERNIKAHAN.


13102012/10.55 AM
Aku & Kamu = Kita
Rencana-
Menikah-
Mantapkan-
Bukan lagi bukan-bukan

0 komentar: