Bu, aku masih ingat selalu ketika
sepasang bola matamu menatapku tajam.
Hampir setiap kali ketika tanpa
sengaja aku mengucap namanya.
Iya aku tau Bu, perjalananku ini
amatlah panjang.
Masih terlampau jauh bahkan
untukku mengarunginya.
Tapi aku yakin bu, hanya dia
teman setiaku satu-satunya.
Bu, aku mencintainya.
Bahkan aku berharap suatu saat
nanti kau akan membukakan gerbang yang telah lama kau tutup rapat-rapat berdua
dengan ayah.
aku tau aku masih terlampau belia
untuk menghakimimu.
tapi ini pilihanku.
Oh ya bu,
dengar aku,
suatu saat nanti dia bukan hanya jadi teman
setiaku tapi juga kawan untuk ibu.
(siAPa-yang-pertama,dps, 211011:23.20)
0 komentar:
Posting Komentar