Saya tidak tau
mengapa saya suka membaca sajak sejenak setelah saya merasa kesepian atau
kebingungan.
Dalam sajak,
saya banyak temukan hal yang tidak saya temukan dalam realita.
Sajak dapat
mewakili perasaan baik yang menyenangkan, menyedihkan, maupun yang menyakitkan
sekalipun. Namun sajak tetap dengan keindahannya menyimpulkan. Ia selalu tau
cara membahagiakan seseorang. Sajak selalu mampu mewakili apa yang tak mampu
mulut katakan.
Sajak itu
mendewasakan, hadirnya memberi kesempatan untuk manusia berpikir makna tentang
setiap jengkal penggal katanya.
Begitu indahnya
sebuah sajak bukan?
Saya jatuh hati
padanya (sajak itu), juga pada kamu, yang tak pernah berhenti memunculkan sajak
baru dalam otakku.
“Saat mulut ini tak mampu katakan,
tak cukup meyakinkan dirimu bahkan,
biarlah sajak yang bisikkan; bahwa aku
cinta kamu.”
DPS-JN,
Malam Jumat-08.40PM,061212
0 komentar:
Posting Komentar