Pages

Kamis, 06 Desember 2012

Sajak = Kamu


Saya tidak tau mengapa saya suka membaca sajak sejenak setelah saya merasa kesepian atau kebingungan.
Dalam sajak, saya banyak temukan hal yang tidak saya temukan dalam realita.
Sajak dapat mewakili perasaan baik yang menyenangkan, menyedihkan, maupun yang menyakitkan sekalipun. Namun sajak tetap dengan keindahannya menyimpulkan. Ia selalu tau cara membahagiakan seseorang. Sajak selalu mampu mewakili apa yang tak mampu mulut katakan.
Sajak itu mendewasakan, hadirnya memberi kesempatan untuk manusia berpikir makna tentang setiap jengkal penggal katanya.
Begitu indahnya sebuah sajak bukan?
Saya jatuh hati padanya (sajak itu), juga pada kamu, yang tak pernah berhenti memunculkan sajak baru dalam otakku.


“Saat mulut ini tak mampu katakan,
tak cukup meyakinkan dirimu bahkan,
biarlah sajak yang bisikkan; bahwa aku cinta kamu.”



DPS-JN, Malam Jumat-08.40PM,061212

0 komentar: